MOSKOW, TRIBUNEKOMPAS.
By: Rangga.
- Presiden Rusia Vladimir Putin, dan pejabat lainnya menuduh Amerika Serikat menggunakan isu hak asasi manusia sebagai dalih menggulingkan para pemimpin di Timur Tengah. Menurut Putin, Washington ingin menghapus kekuasaan di sebuah negara semata dengan alasan strategi geopolitik.
"Perilaku Barat seperti seekor monyet memegang granat di dunia Islam," ucap Dmitry Rogozin, Wakil Perdana Menteri Rusia, melalui kicauannya di Twitter.
Rusia juga mengibaratkan persiapan Barat menggempur Suriah seperti Amerika Serikat ketika memimpin invasi ke Irak pada 2003. Saat itu Gedung Putih menggunakan dalih palsu soal senjata pemusnah massal yang berasal dari laporan intelijen untuk alasan melakukan serangan militer.
Dalam sebuah percakapan melalui telepon pada Selasa, 27 Agustus 2013, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menolak pernyataan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, yang menuduh bahwa rezim Suriah telah menggunakan senjata kimia.
"Pernyataan itu tak bisa diterima tanpa menunggu hasil dari (tim iverstigasi PBB). Tuduhan itu dibuat untuk melawan kepemimpinan Suriah," tulis Interfax mengutip keterangan salah seorang pejabat di Dewan Penasehat Keamanan Putin. "Mana buktinya," kata pejabat yang tak bersedia disebutkan indentitasnya.
Dia melanjutkan, serangan militer ke Suriah akan menimbulkan kekisruhan yang sulit diprediksi bahkan bisa mengakibatkan ledakan lebih besar di Timur Tengah serta memperkuat posisi kelompok-kelompok ekstrimis dan teroris termasuk al-Qaeda.
By: Rangga.
- Presiden Rusia Vladimir Putin, dan pejabat lainnya menuduh Amerika Serikat menggunakan isu hak asasi manusia sebagai dalih menggulingkan para pemimpin di Timur Tengah. Menurut Putin, Washington ingin menghapus kekuasaan di sebuah negara semata dengan alasan strategi geopolitik.
"Perilaku Barat seperti seekor monyet memegang granat di dunia Islam," ucap Dmitry Rogozin, Wakil Perdana Menteri Rusia, melalui kicauannya di Twitter.
Rusia juga mengibaratkan persiapan Barat menggempur Suriah seperti Amerika Serikat ketika memimpin invasi ke Irak pada 2003. Saat itu Gedung Putih menggunakan dalih palsu soal senjata pemusnah massal yang berasal dari laporan intelijen untuk alasan melakukan serangan militer.
Dalam sebuah percakapan melalui telepon pada Selasa, 27 Agustus 2013, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menolak pernyataan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, yang menuduh bahwa rezim Suriah telah menggunakan senjata kimia.
"Pernyataan itu tak bisa diterima tanpa menunggu hasil dari (tim iverstigasi PBB). Tuduhan itu dibuat untuk melawan kepemimpinan Suriah," tulis Interfax mengutip keterangan salah seorang pejabat di Dewan Penasehat Keamanan Putin. "Mana buktinya," kata pejabat yang tak bersedia disebutkan indentitasnya.
Dia melanjutkan, serangan militer ke Suriah akan menimbulkan kekisruhan yang sulit diprediksi bahkan bisa mengakibatkan ledakan lebih besar di Timur Tengah serta memperkuat posisi kelompok-kelompok ekstrimis dan teroris termasuk al-Qaeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar