ISRAEL,TRIBUNEKOMPAS.
By: TOMMY.
-Ratusan ribu orang turun ke jalan-jalan di beberapa kota di Israel menuntut reformasi perekonomian, Sabtu malam, 6 Agustus 2011. Para demonstran mengeluhkan tingginya biaya hidup dan perumahan di Israel bagi kalangan menengah ke bawah.
Dilansir dari laman CNN, Minggu, 7 Agustus 2011, sekitar 250.000 demonstran membawa spanduk-spanduk bertuliskan "rakyat menuntut keadilan sosial" dan "pentingkan rakyat, jangan laba" di kota-kota besar, di antaranya Yerusalem dan Tel Aviv.
Demonstrasi yang diikuti oleh semua lapisan masyarakat mulai dari pemuda hingga orang tua ini menganggap kebijakan perekonomian pemerintah Israel mencekik rakyat di kalangan akar rumput. "Kalangan menengah di Israel merasa sulit hidup di negara ini. Sulit membesarkan anak-anak. Sulit menemukan apartemen yang layak. Kalian tidak layak menderita lagi, turunlah ke jalan dan protes," ujar seorang pendemo, Noga Klinger.
Demonstrasi ini adalah demonstrasi yang kesekian kalinya sejak dua bulan terakhir. Sejak bulan lalu, demonstran mendirikan tenda di depan lingkungan mewah Tel Aviv. Kerumunan tenda semakin besar dan berujung protes kemarin malam.
Israel adalah salah satu negara dengan perekonomian terkuat di kawasan. Tingkat pengangguran hanya 5,7 persen, sedangkan perkembangan perekonomian mencapai 4,7 persen pada 2010. Kendati demikian, harga perumahan dan biaya hidup terus bertambah.
Sejak 2007, harga sewa apartemen tiga kamar meningkat hingga 40 persen. Akibat hal ini, para kaum menengah ke bawah Israel merasa dilupakan dan tidak disejahterakan di tengah perkembangan ekonomi negara tersebut.
"Semuanya yang bekerja, bahkan sarjana, tidak memiliki cukup uang untuk hidup. Kebanyakan waktu kami untuk bertahan, bukan untuk hidup," kata seorang demonstran.
Kebanyakan demonstran meyakini terjadi kecurangan dalam pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Mereka menuduh Netanyahu telah memberikan uang pajak mereka kepada para pengusaha dan orang-orang kaya, bukannya dikembalikan kepada kaum miskin.
Untuk mengatasi hal ini, Netanyahu melakukan pertemuan minggu lalu membicarakan solusi keuangan negara. Namun, langkah ini masih belum memuaskan para demonstran. Mereka menganggap pemerintah Israel telah berlaku tidak adil terhadap rakyat miskin.
"Gejolak kebanyakan terjadi akibat kesenjangan sosial di antara masyarakat. Netanyahu merasa terancam oleh pergerakan kaum menengah yang marah. Dia merasa hal ini ada hubungannya dengan kepemilikan aset paling menguntungkan negara oleh para pejabat eselon pemerintah," ujar analis politik Israel, David Horovitz.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar