London, Trikomonline - Dambaan seorang wanita adalah hamil dan memiliki anak, hal inilah yang memicu seorang wanita berusia 25 tahun menjadi pemburu sperma supaya bisa hamil dan memiliki anak.
Wanita Inggris ini bernama, Lara Carter mengakui sebagai “Pemburu Sperma” Selama tahun 2009 saya meniduri laki-laki sebanyak 20 orang, semuanya itu saya kenal di salah satu bar yang terletak di Inggris.
Lara menjadi pemburu sperma karena keinginan yang kuat untuk hamil, menjadi pemburu sperma menurutnya juga lebih murah ketimbang menjadi donor sperma yang mengeluarkan biaya 2.000 poundsterling atau Rp 28 juta untuk satu donor dan biaya konsultasi 295 poundsterling atau Rp 4 juta.
Biaya itu akan terus bertambah jika satu donor gagal,
sedangkan menjadi pemburu sperma Lara cukup hanya mengeluarkan biaya untuk minum bir. Karena menurutnya, banyak laki-laki yang bersedia melakukan hubungan satu malam (one-night stand) dengan gratis.
Lara mengungkapkan, pemburu sperma ketika saya sedang dalam masa subur. Dengan menggunakan bantuan alat ovulasi ia tahu kapan dirinya sedang berada dalam masa subur, maka ia akan berpura-pura mabuk dan menunjukkan ekspresi ingin berhubungan seks dengan laki-laki yang ditemuinya.
Ia mengakui, hanya minuman ringan agar tak mabuk namun targetnya selalu mengira ia minum vodka atau minuman campuran yang memabukkan. Jika laki-laki tersebut ingin menggunakan kondom, maka ia akan memberikan kondom miliknya yang sudah dilubangi sehingga sperma tetap bisa masuk.
"Semua teman saya sudah memiliki anak dan saya pun ingin sekali menjadi seorang ibu. Ini benar-benar saat yang tepat bagi saya untuk memiliki anak," ujar Lara, seperti dikutip dari The Sun beberapa waktu lalu.
"Saya selalu mencintai bayi dan ingin menjadi seorang ibu di usia yang sangat muda. Karenanya saya menargetkan orang asing sebagai ayah yang potensial untuk anak yang belum dilahirkan ini," ungkap Lara.
Lara menuturkan saat ini ia tidak memiliki pacar, karenanya ia membutuhkan seorang laki-laki untuk memberikannya sperma. Sebelumnya ia sudah memiliki hubungan yang mantap dalam dua tahun terakhir. Tapi setiap kali ia mengungkapkan gagasan untuk memiliki bayi, maka laki-laki tersebut justru meninggalkannya, tandas Lara.
"Ketika saya menemukan donor sperma yang potensial, saya akan mendapatkan namanya dan menanyakan apakah mereka memiliki penyakit menular seksual atau tidak. Jika tidak ada PMS maka kami akan menghabiskan malam bersama dan saya akan meninggalkannya di pagi hari," ujarnya.
Obsesinya yang cukup kuat untuk memiliki anak telah membuatnya menghabiskan banyak uang untuk membeli baju bayi, mengonsumsi vitamin hamil dan bahkan sudah menyiapkan nama untuk anaknya kelak. Namun hingga kini ia masih gagal karena setiap bulannya ia tetap mendapatkan menstruasi.
"Saya yakin banyak orang yang menilai dan berpikir bahwa saya gila, tapi saya hanya ingin jujur. Bagi saya ini sama saja dengan pergi ke bank sperma, tapi tidak memerlukan uang di tangan," imbuhnya.
Lara menuturkan jika ia hamil setelah melakukan one-night stand, maka ia tidak akan menghubungi ayah dari bayi yang dikandungnya. Selain itu ia juga tidak pernah memberikan nomor kontaknya pada laki-laki manapun, karena ia hanya menginginkan bayi dan bukan laki-lakinya.
Kemudian sperma-sperma itu berenang di dalam rahim terus menuju saluran telur (tuba fallopi). Ada sperma yang bisa mencapai saluran telur tapi banyak juga yang tersesat.
Untuk menjadi hamil juga banyak faktor tidak hanya dari sperma. Proses pembuahan lebih rumit dari yang diperkirakan, karena melibatkan komunikasi antara sperma dengan sistem reproduksi wanita.
Pada pasangan yang tidak subur, komunikasi itu gagal karena beberapa sebab. Di antaranya sperma kurang cakap dalam menyampaikan informasi, atau bisa juga sebaliknya sel telur memiliki kontrol kualitas terlalu tinggi sehingga sangat selektif terhadap sperma yang datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar