WASHINGTON DC, TRIBUNEKOMPAS - Calon presiden Amerika Serikat ini kembali membuat pernyataan heboh.
Kandidat Presiden partai Republik Donald Trump menyebut bahwa orang-orang yang mendukung kepemilikan senjata bisa menghentikan Hillary Clinton di Pilpres AS.
Usulan Trump ini dianggap berbahaya oleh banyak kalangan.
Diberitakan AFP, Rabu (10/8), pernyataan Trump ini terkait pemilihan hakim agung AS. Tidak diketahui dengan jelas maksud dari pernyataan Trump ini. Media-media di AS, termasuk sosial media mengkhawatirkan penyataan Trump, apakah pernyataan itu hanya bercanda atau apakah bahwa Hillary Clinton dan hakim agung pilihannya dapat ditembak.
"Hillary pada dasarnya ingin menghapus amandemen kedua," ujar Trump dalam kampanye di Wilmington, North Carolina.
"Jika Dia (Hillary) sudah menentukan hakim agung pilihannya, tidak ada yang bisa kamu lakukan. Walaupun dari Second Amandement People (pendukung kepemilikan senjata), " sambungnya.
Tim kampanye Trump segera melakukan klarifikasi atas pernyataan tersebut dengan menyebut maksud dari Trump adalah dukungan pada hak kepemilikan senjata akan berpengaruh pada dukungan suara.
"Ini yang disebut sebagai kekuatan penyatuan. Amandemen kedua akan memberikan warga semangat untuk bersatu, di mana akan memberikan kekuatan politik yang besar," kata penasihat komunikasi Trump Jason Miller.
"Dan tahun ini, mereka akan mengadakan voting dan hal itu bukan untuk Hillary Clinton," ucapnya.
Di lain pihak, Manajer kampanye Hillary, Robby Mok menyerang pihak Trump karena dianggap menggunakan kalimat berbahaya.
"Seseorang yang berusaha menjadi presiden AS seharusnya tidak menggunakan bahasa yang berbahaya," kata Mook.
Tommy.
Kandidat Presiden partai Republik Donald Trump menyebut bahwa orang-orang yang mendukung kepemilikan senjata bisa menghentikan Hillary Clinton di Pilpres AS.
Usulan Trump ini dianggap berbahaya oleh banyak kalangan.
Diberitakan AFP, Rabu (10/8), pernyataan Trump ini terkait pemilihan hakim agung AS. Tidak diketahui dengan jelas maksud dari pernyataan Trump ini. Media-media di AS, termasuk sosial media mengkhawatirkan penyataan Trump, apakah pernyataan itu hanya bercanda atau apakah bahwa Hillary Clinton dan hakim agung pilihannya dapat ditembak.
"Hillary pada dasarnya ingin menghapus amandemen kedua," ujar Trump dalam kampanye di Wilmington, North Carolina.
"Jika Dia (Hillary) sudah menentukan hakim agung pilihannya, tidak ada yang bisa kamu lakukan. Walaupun dari Second Amandement People (pendukung kepemilikan senjata), " sambungnya.
Tim kampanye Trump segera melakukan klarifikasi atas pernyataan tersebut dengan menyebut maksud dari Trump adalah dukungan pada hak kepemilikan senjata akan berpengaruh pada dukungan suara.
"Ini yang disebut sebagai kekuatan penyatuan. Amandemen kedua akan memberikan warga semangat untuk bersatu, di mana akan memberikan kekuatan politik yang besar," kata penasihat komunikasi Trump Jason Miller.
"Dan tahun ini, mereka akan mengadakan voting dan hal itu bukan untuk Hillary Clinton," ucapnya.
Di lain pihak, Manajer kampanye Hillary, Robby Mok menyerang pihak Trump karena dianggap menggunakan kalimat berbahaya.
"Seseorang yang berusaha menjadi presiden AS seharusnya tidak menggunakan bahasa yang berbahaya," kata Mook.
Tommy.