JAKARTA, TRIBUNEKOMPAS.
By: Marwan.
-Enam belas warga negara Indonesia dilaporkan menghilang di Turki saat mengikuti paket perjalanan wisata sebuah biro travel. Mereka memisahkan diri dari rombongan selepas pemeriksaan Imigrasi Bandara Internasional Ataturk, Istanbul, Turki.
"Tidak ada kesan aneh terhadap mereka. Biasa saja. Sepanjang perjalanan, mereka malah tanya-tanya kalau beli karpet di Turki di mana karena katanya mereka mau bisnis jual beli karpet," kata President and CEO Smailing Tour Anthony Akili dalam perbincangan dengan sejumlah wartawan di Jakarta, Kamis (12/3/2015). Anthony didampingi Vice President Marketing and Communication Smailing Tour Putu Ayu Aristyadewi dan Group COO Smailing Tour Davy Batubara.
Menurut Anthony, rombongan ini mengaku sebagai tiga keluarga dari satu rumpun keluarga besar. Mereka terdiri dari 5 lelaki dewasa, 4 perempuan dewasa, 4 anak-anak, dan 3 bayi. Mereka tergabung dalam rombongan wisata berjumlah 24 orang dengan satu tour leader.
Anthony menuturkan, 16 WNI ini memesan paket perjalanan wisata ke Turki pada pertengahan Januari 2015. Perjalanan berlangsung pada 24 Februari-4 Maret 2015.
"Mereka pesan tempat untuk16 orang melalui e-mail. Biaya perjalanan dibayar melalui transfer," kata Anthony.
Selanjutnya, 16 orang ini langsung b
ertemu dengan rombongan lain dan tour leader Smailing Tour di Bandara Soekarno-Hatta pada hari keberangkatan.
"Menurut tour leader kami, tidak ada hal yang mencurigakan sepanjang perjalanan di pesawat. Obrolannya juga wajar. Selain bertanya-tanya soal karpet, mereka juga tanya-tanya soal obat herbal karena berniat membuka bisnis soal itu di Indonesia," ujar Anthony.
Selepas pemeriksaan di Imigrasi Bandara Ataturk, ia melanjutkan, rombongan 16 WNI ini memisahkan diri. Alasannya, mereka ingin bertemu dengan keluarga mereka di Turki selama dua hari. Mereka berjanji akan kembali bergabung dengan rombongan pada 26 Februari.
"Sepanjang dua hari, tour leader kami selalu kontak melalui pesan singkat dan berbalas. Namun, pada 26 Februari, mereka tidak bisa dikontak lagi. Tour leader kami lantas menghubungi KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) di Istanbul untuk membuat laporan," tutur Anthony.
KJRI dan polisi lokal setempat berupaya melacak sinyal telepon seluler rombongan ini, tetapi sinyal telepon sudah hilang. Hingga kepulangan rombongan ke Tanah Air pada 4 Maret pukul 00.40, ke-16 WNI ini tidak menampakkan diri.
Kabar terakhir, aparat keamanan Turki menahan 16 warga Indonesia yang mencoba menyeberang ke Suriah. Enam belas WNI tersebut terdiri dari tiga keluarga.
Rute yang mereka tempuh untuk menuju Suriah biasa digunakan para simpatisan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun, belum diperoleh konfirmasi apakah 16 orang WNI tersebut adalah rombongan yang sama yang hilang dalam perjalanan wisata bersama Smailing Tour.
By: Marwan.
-Enam belas warga negara Indonesia dilaporkan menghilang di Turki saat mengikuti paket perjalanan wisata sebuah biro travel. Mereka memisahkan diri dari rombongan selepas pemeriksaan Imigrasi Bandara Internasional Ataturk, Istanbul, Turki.
"Tidak ada kesan aneh terhadap mereka. Biasa saja. Sepanjang perjalanan, mereka malah tanya-tanya kalau beli karpet di Turki di mana karena katanya mereka mau bisnis jual beli karpet," kata President and CEO Smailing Tour Anthony Akili dalam perbincangan dengan sejumlah wartawan di Jakarta, Kamis (12/3/2015). Anthony didampingi Vice President Marketing and Communication Smailing Tour Putu Ayu Aristyadewi dan Group COO Smailing Tour Davy Batubara.
Menurut Anthony, rombongan ini mengaku sebagai tiga keluarga dari satu rumpun keluarga besar. Mereka terdiri dari 5 lelaki dewasa, 4 perempuan dewasa, 4 anak-anak, dan 3 bayi. Mereka tergabung dalam rombongan wisata berjumlah 24 orang dengan satu tour leader.
Anthony menuturkan, 16 WNI ini memesan paket perjalanan wisata ke Turki pada pertengahan Januari 2015. Perjalanan berlangsung pada 24 Februari-4 Maret 2015.
"Mereka pesan tempat untuk16 orang melalui e-mail. Biaya perjalanan dibayar melalui transfer," kata Anthony.
Selanjutnya, 16 orang ini langsung b
ertemu dengan rombongan lain dan tour leader Smailing Tour di Bandara Soekarno-Hatta pada hari keberangkatan.
"Menurut tour leader kami, tidak ada hal yang mencurigakan sepanjang perjalanan di pesawat. Obrolannya juga wajar. Selain bertanya-tanya soal karpet, mereka juga tanya-tanya soal obat herbal karena berniat membuka bisnis soal itu di Indonesia," ujar Anthony.
Selepas pemeriksaan di Imigrasi Bandara Ataturk, ia melanjutkan, rombongan 16 WNI ini memisahkan diri. Alasannya, mereka ingin bertemu dengan keluarga mereka di Turki selama dua hari. Mereka berjanji akan kembali bergabung dengan rombongan pada 26 Februari.
"Sepanjang dua hari, tour leader kami selalu kontak melalui pesan singkat dan berbalas. Namun, pada 26 Februari, mereka tidak bisa dikontak lagi. Tour leader kami lantas menghubungi KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) di Istanbul untuk membuat laporan," tutur Anthony.
KJRI dan polisi lokal setempat berupaya melacak sinyal telepon seluler rombongan ini, tetapi sinyal telepon sudah hilang. Hingga kepulangan rombongan ke Tanah Air pada 4 Maret pukul 00.40, ke-16 WNI ini tidak menampakkan diri.
Kabar terakhir, aparat keamanan Turki menahan 16 warga Indonesia yang mencoba menyeberang ke Suriah. Enam belas WNI tersebut terdiri dari tiga keluarga.
Rute yang mereka tempuh untuk menuju Suriah biasa digunakan para simpatisan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun, belum diperoleh konfirmasi apakah 16 orang WNI tersebut adalah rombongan yang sama yang hilang dalam perjalanan wisata bersama Smailing Tour.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar