Senin, 06 Februari 2012

Hillary Clinton Sebut Veto untuk Suriah bak Parodi

SOFIA, (TRIBUNEKOMPAS)
By: Tommy.


- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, menyebut veto Rusia dan Cina atas resolusi PBB untuk Suriah sebagai parodi yang aneh. Berbicara di Bulgaria, Clinton mengatakan upaya dunia mestinya berlipat untuk membantu rakyat Suriah.

Menyindir kedua negara, ia menegaskan dalam soal Suriah, negaranya akan bekerja sama dengan 'teman Suriah yang demokratis'.

"Apa yang terjadi di PBB adalah parodi," kata Clinton dalam sambutannya, selama kunjungan ke ibukota Bulgaria, Sofia, Minggu 5 Februari 2012.

Dalam sambutannya, ia juga menyebut pengkebirian Dewan Keamanan PBB. Dihadapkan dengan Dewan Keamanan dikebiri, kita harus melipatgandakan usaha kita di luar PBB dengan sekutu dan mitra yang mendukung hak rakyat Suriah untuk memiliki masa depan yang lebih baik," katanya.

Clinton juga mengatakan Amerika akan bekerja untuk mengencangkan sanksi terhadap Suriah baik secara regional maupun nasional. Sanksi terhadap Suriah diyakininya akan mampu menghambat kemampuan negara itu untuk menggunakan senjata melawan para pengunjuk rasa.

Kelompok hak asasi manusia dan aktivis mengatakan lebih dari 7.000 orang telah tewas oleh pasukan keamanan Suriah sejak pemberontakan dimulai pada bulan Maret tahun lalu. PBB berhenti menghitung jumlah korban tewas di Suriah setelah jumlahnya mencapai 5.400 pada Januari lalu, dan mengatakan terlalu sulit untuk mengkonfirmasi jumlah korban yang sebenarnya.

Pemerintah mengatakan sedikitnya 2.000 anggota pasukan keamanan telah tewas dalam memerangi "geng bersenjata dan teroris".

Rusia dan Cina, Sabtu, 4 Februari 2012, memveto draf resolusi yang diajukan oleh negara-negara Arab dan Barat untuk mengubah rezim di Suriah. Draf ini menyerukan pengunduran diri Presiden Suriah Bashar al-Assad di tengah kekerasan yang memburuk di negara tersebut.

Veto ini bukanlah veto pertama Rusia dan Cina terhadap draf resolusi Suriah. Pada Oktober 2011, kedua negara tersebut juga memveto resolusi kutukan dan isyarat sanksi bagi Suriah jika kerusuhan berdarah terus berlanjut. Dalam keterangannya kedua negara tersebut merasa bahwa draf yang diajukan kurang mencerminkan situasi permasalahan yang terjadi di Suriah. Dari 15 anggota Dewan Keamanan, 13 mendukung, sementara dua menolak isi draf.

Moskow menyikapi revolusi di dunia Arab dengan hati-hati. Negara ini disebut-sebut khawatir dengan ketidakstabilan dan perubahan pola hubungan diplomatik yang selama ini telah terjalin. Sementara Barat bersikap sebaliknya. Rezim Suriah saat ini dipandang telah usang dan di sisi lain kejatuhannya akan menjadi pukulan bagi Iran, yang kini tengah berpolemik dengan Barat terkait program nuklirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar