JAKARTA, (Tribunekompas)
By: Tommy.
- Indonesia cemas keputusan Amerika Serikat (AS) memperkuat militernya di Australia, memicu ketegangan dan ketidakpercayaan di kawasan Asia Pasifik. Apalagi China memberi sinyal ketidaksukaan terhadap kerja sama Canberra-Washington tersebut.
Rencana penempatan 2.500 marinir AS di kawasan utara benua Australia itu pada pertengahan 2012 terungkap pada Rabu (16/11), dalam kunjungan Presiden AS Barack Obama ke Canberra, Australia. Diungkapkan Obama, langkah itu dilakukan sebagai komitemennya pada seluruh kawasan Asia Pasifik.
Namun, tindakan tersebut justru mendatangkan kritik dari Beijing. Kantor Kementerian Luar negeri China mempertanyatakan langkah itu yang dianggapnya sebagai suatu ketertarikan berlebihan AS terhadap kawasan tersebut.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa juga mengungkapkan kekhawatiran senada dengan China. Menurutnya, langkah AS ini bisa memperluas akses pesawat militer AS serta meningkatkan jumlah tentara di Australia Utara, yang merupakan gerbang menuju ke Indonesia.
“Saya tidak ingin melihat adanya perkembangan yang dapat memprovokasi yang akan terus berkembang meningkatkan ketegangan, ketidakpercayaan dan kecurigaan beberapa pihak,” ungkap Natalegawa, saat berbicara dengan Australian Broadcasting Corporation (ABC) di sela-sela KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali, kemarin.
“Itu mengapa perlu transparansi dalam setiap pengambilan keputusan sehingga peluang munculnya kesalahpahaman kecil terjadi,” lanjut Natalegawa.
Natalegawa menegaskan, setiap kawasan regional punya kode etik yang mempromosikan transparansi dan pemahaman. Karenanya, para pemimpin dari China, Rusia dan AS akan diminta untuk mempertimbangkan kesepakatan ini saat mereka tiba untuk pertemuan strategis akhir pekan ini.
Indonesia sebagai Ketua ASEAN tidak akan membiarkan wilayahnya menjadi ajang persaingan negara besar manapun.
“ASEAN tidak akan biarkan Asia Tenggara jadi ajang persaingan negara manapun,” tegas Natalegawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar