Kamis, 21 Juli 2011

Beritakan Demo, Malaysia Sensor Artikel The Economist

MALAYSIA, TRIBUNKOMPAS.
By: ANTO.


-Demonstrasi menuntut un­tuk reformasi pemilu di Ma­laysia telah usai. Namun ne­geri jiran itu tak dapat menutupi kecemasannya atas aksi massa yang dilakukan 9 Juli 2011 lalu itu.

Setelah menuding demo Ber­sih 2.0 itu ditunggangi kepen­tingan Yahudi, pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak itu menyensor pemberitaan di ma­jalah ekonomi terkemuka Inggris edisi 16 Juli, The Economist.

“Kami telah membaca arti­kel mereka dan memastikan bahwa mereka menyebar in­formasi yang menyesatkan dan dapat membingungkan pem­baca,” kata Pejabat Kemen­terian Dalam Negeri Malaysia, Abdul Aziz Mohamad Nor.

Menurut Nor, dia telah me­minta redaksi The Economist untuk menghapus artikel ber­judul “Taken to the cleaners”. Salah satu paragrafnya me­nyebutkan adanya kor­ban te­was dari aksi massa, yaitu Baha­rud­din Ahmad. The Eco­nomist menulis, pe­nye­bab tewasnya pen­dukung De­mo­cratic Action Party (DAP) seperti dituturkan ke­luarga, akibat meng­hirup gas air mata. Sedangkan polisi me­nga­takan, pria itu me­ning­gal karena meng­ala­mi serangan jantung.

Jaringan utama me­dia di Malaysia se­bagian besar me­mi­liki hubungan erat dengan pemerintah karena diken­da­likan melalui izin cetak. Tapi, portal berita online dan blog, yang tidak tunduk pada izin apa­pun, telah ber­kembang de­ngan pesat. Mereka umum­nya men­dukung opo­sisi (aksi Bersih).

Economist akan menyelidiki sensor Departemen Dalam Negeri, kata brand com­mu­nicator manager Caroline Mar­rows. “Saya dapat meng­kon­firmasikan bahwa tidak kami saja yang memberitakan apa yang telah disensor. Namun, kami tidak akan mengomentari masalah apapun lebih lanjut,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar